Sobat sudah melihat unggahan video TikTok yang sedang viral mengenai cokelat ini belum? Saat ini viral seorang warganet yang mengaku telah mengirim cokelat dari luar negeri dan dikenakan bea cukai sebesar sembilan juta rupiah. Hal ini tentunya mengagetkan warganet sehingga menjadi trending saat ini. Sobat pasti juga bingung kan, kenapa bisa cokelat di pungut pajak sebesar itu? Berikut penjelasannya yang dilansir langsung dari beacukai.go.id&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Fakta Dibalik Cokelat Senilai 1 Juta Rupiah&nbsp;</h2>
Setelah diselidiki lebih lanjut oleh pihak bea cukai, disebutkan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Pemilik akun yang menyatakan dirinya mengirim cokelat senilai 1 juta rupiah tersebut ternyata tidak hanya mengirim cokelat saja. Terdapat tas senilai 17 juta rupiah yang ikut dalam pengiriman tersebut. Lho jadi nya gimana tuh? Dijelaskan oleh pihak beacukai dari akun twitter nya, pungutan dikenakan berdasarkan nilai barang yang sudah tertera pada bukti pembayaran (Invoice) barang kiriman. Pada invoice tersebut tercantum 20 bungkus makanan dengan harga yang mencapai 600 juta lebih dan sebuah tas dengan nilai sebesar 17 juta rupiah.&nbsp;&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Perhitungan Bea Masuk&nbsp;</h2>
Dilansir pada laman beacukai, begini perhitungan nya:&nbsp;&nbsp;
Cokelat = Tarif bea masuk (7.5%) dan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63d3a8ed2eaf429b8e96d884/PPN%20dan%20Cara%20Menghitungnya">PPN (11%)</a> (PPN naik menjadi 11% mulai April 2022 sesuai <a href="https://pajak.go.id/id/peraturan/harmonisasi-peraturan-perpajakan">Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021</a> tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan)&nbsp;
Tas = Tarif bea masuk (20%), PPN (11%), <a href="https://www.sobatpajak.com/article/63d8ef09ba966c5bc2d875ed/Sobat%20Belajar%3A%20Ilustrasi%20Perhitungan%20PPh%20Pasal%2022">PPh</a> (15%)&nbsp;&nbsp;
Sehingga atas keseluruhan barang kiriman tersebut terkena pungutan sebesar Rp 8.859.000 dan dari seluruh tagihan tersebut masih terdapat pembayaran lain diluar pungutan dari Bea Cukai.&nbsp;
Agar tidak salah hitung, ini dia cara menghitung<a href="https://www.sobatbuku.com/article/5fa0092976fc9d5a95175b87/Bea%20Masuk%20Belanja%20Barang%20di%20Luar%20Negeri"> bea masuk</a> dan pajak dalam rangka impor barang kiriman dari luar negeri.&nbsp;&nbsp;
Umumnya, tarif Bea Masuk dan PDRI untuk barang kiriman adalah bea masuk sebesar 7.5% dan PPN sebesar 11%, namun tarif tersebut tidak berlaku untuk produk tas, sepatu, buku pendidikan dan juga produk tekstil.&nbsp;&nbsp;
Contoh perhitungannya seperti ini, misal barang berupa album KPOP yang dikirim dari Korea Selatan dengan invoice seperti ini:&nbsp;&nbsp;
<img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://bcsurakarta.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2022/02/1-CONTOH-INVOICE-629x1024.png" alt="" width="442" height="719" />
Link: <a href="https://bcsurakarta.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2022/02/1-CONTOH-INVOICE-629x1024.png">https://bcsurakarta.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2022/02/1-CONTOH-INVOICE-629x1024.png</a>&nbsp;&nbsp;
Diketahui:&nbsp;
Komponen untuk menentukan pungutan yaitu:&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="" data-font="Symbol" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Symbol&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">Cost (Harga Barang/Free on Board) = USD 35,19&nbsp;</li>
<li data-leveltext="" data-font="Symbol" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Symbol&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Insurance (Asuransi) = 0 (tidak ada)&nbsp;</li>
<li data-leveltext="" data-font="Symbol" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Symbol&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="3" data-aria-level="1">Freight (Ongkos/biaya kirim) = USD 29,17&nbsp;</li>
<li data-leveltext="" data-font="Symbol" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Symbol&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="4" data-aria-level="1">Kurs 1 USD = 14.374 IDR&nbsp;</li>
</ul>
Nilai Pabean&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; = (Cost + Insurance + Freight) X Kurs&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; = CIF X Kurs&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; = (USD 35,19 + 0 + USD 29,17) X 14,374&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; = USD 64,36 X 14,374&nbsp; &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; = 925.110,64 IDR&nbsp;
&nbsp;Menghitung Bea Masuk Barang Kiriman:&nbsp;&nbsp;
Bea Masuk = 7,5% x Nilai Pabean&nbsp;
= 7,5% x 925.110,64 IDR&nbsp;
= 69.383,298 IDR dibulatkan menjadi 70.000 IDR&nbsp;
Menghitung PPN Barang Kiriman:&nbsp; PPN = 11% X Nilai Impor&nbsp; Nilai Impor&nbsp; = Nilai Pabean + Bea Masuk&nbsp; = 925.110,64 + 70.000&nbsp; = 995.110,64 IDR&nbsp; PPN = 11% X 995.110,64 = 109.462,17 IDR, dibulatkan menjadi 110.000 IDR&nbsp;
Total pungutan yang harus dibayar :&nbsp; BM + PPN = 70.000 IDR + 110.000 IDR = 180.000 IDR&nbsp;
Jadi, Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor yang harus dibayar Bunga Mawar adalah sebesar Rp180.000;-&nbsp;
Nah,&nbsp; kira &ndash; kira seperti itu lah cara perhitungan nya. Bea cukai menghimbau agar masyarakat dapat lebih berhati &ndash; hati dalam menerima informasi, khususnya melalui media sosial, semoga dengan penjelasan di atas, Sobat bisa lebih mengerti mengenai perhitungan bea barang masuk ya!&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>&nbsp;

Sobat sudah melihat unggahan video TikTok yang sedang viral mengenai cokelat ini belum? Saat ini viral seorang warganet yang mengaku telah mengirim cokelat dari luar negeri dan dikenakan bea cukai sebesar sembilan juta rupiah. Hal ini tentunya mengagetkan warganet sehingga menjadi trending saat ini. Sobat pasti juga bingung kan, kenapa bisa cokelat di pungut pajak sebesar itu? Berikut penjelasannya yang dilansir langsung dari beacukai.go.id 

Beli Cokelat dari Luar Negeri, Pajak nya kok Sembilan Juta? 

Pengusaha Kena Pajak adalah sebuah status yang diberikan ke pengusaha pribadi maupun badan. Jika Sobat adalah pengusaha yang melakukan aktivitas penyerahan barang atau jasa Kena Pajak harus mendaftar menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP). Karena PKP ini harus melakukan penyerahan barang dan/atau jasa Kena Pajak berdasarkan peraturan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai ketika memperdagangkan dagangannya. Selain itu pengusaha yang melakukan aktivitas ekspor Barang/Jasa Kena Pajak, menjual Barang Kena Pajak tidak berwujud seperti Hak Cipta harus mendaftar menjadi PKP. Dengan Sobat mendaftar menjadi PKP, Sobat memiliki keuntungan sebagai berikut: 

Sobat Belajar: Apa Itu Pengusaha Kena Pajak? 

Sobat mau mulai bisnis online tapi masih bingung cara mengoperasikannya? Atau sudah memiliki bisnis online yang berjalan tapi segitu – segitu aja tidak ada kemajuan? Mungkin Sobat belum mencoba beberapa tools ini secara maksimal.  

Wajib Tahu Tools Ini Kalau Mau Sukses Berbisnis Online!

<h3 style="text-align: justify;">Pengertian Dokumen Tertentu yang Dipersamakan Dengan Faktur Pajak&nbsp;</h3>
<a href="https://www.sobatbuku.com/article/63d3a8ed2eaf429b8e96d884/PPN%20dan%20Cara%20Menghitungnya">Faktur Pajak</a> didefinisikan sebagai bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan berupa Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Dirjen Pajak No. <a href="https://pajak.go.id/sites/default/files/2019-04/PER%20-%2024.PJ_.2012%20-%20Faktur%20Pajak.PDF">PER-24/PJ/2012</a> Pasal 1 ayat 4. Artinya, PKP wajib membuat faktur pajak atas setiap penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP tidak berwujud, dan ekspor JKP. Dalam faktur pajak sendiri umumnya berisikan besaran Pajak Pertambahan Nilai (<a href="https://www.sobatpajak.com/article/62eb98901f70cd0421952aad/PPN%20dan%20Cara%20Menghitungnya">PPN</a>) yang harus dibayar oleh pihak pembeli kepada PKP atas penyerahan BKP dan/atau JKP.&nbsp;
Adapun bukti pungutan dari jenis transaksi BKP dan/atau JKP tersebut tidak hanya berupa Faktur Pajak saja, melainkan juga berupa invoice atau dokumen lain. Sementara itu, Direktorat Jendral Pajak telah menetapkan dokumen tertentu yang memiliki kedudukan sama dengan Faktur Pajak. Sehingga segala jenis dokumen tertentu yang dipersamakan dengan Faktur Pajak tersebut harus dikelola sama seperti Faktur Pajak oleh <a href="https://www.sobatbuku.com/article/646736b8a0055bd9d7578845/Sobat%20Belajar%3A%20Apa%20Itu%20Pengusaha%20Kena%20Pajak%3F%20">Pengusaha Kena Pajak</a>.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">Syarat Dokumen Tertentu yang Dipersamakan Dengan Faktur Pajak&nbsp;</h3>
Jika mengacu pada Pasal 5 <a href="https://www.pajakku.com/tax-guide/12306/PER_DIRJEN_PJK/PER%20-%2016/PJ/2021">PER-16/PJ/2021</a>, berikut ini merupakan syarat dan ketentuan untuk dokumen tertentu yang dipersamakan dengan Faktur Pajak:&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">Nama, alamat, dan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/64254a06a0055bd9d7569ef4/Sobat%20Belajar%3A%20Mengenal%20NPWP%20dan%20NPPKP">NPWP </a>yang melakukan penyerahan, dalam hal penyerahan&nbsp;</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Nama, alamat, dan NPWP pemilik barang dan eksportir, dalam hal ekspor</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Jenis BKP dan/atau JKP</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Dasar Pengenaan Pajak</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Jumlah PPN yang dipungut kecuali dalam hal ekspor</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Nama dan NPWP pembeli atau penerima BKP</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Jumlah PPN atau PPN dan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/642b8e7ea0055bd9d756b223/Sobat%20Belajar%3A%20%20Mari%20Mengenal%20Pajak%20Penjualan%20atas%20Barang%20Mewah%20(PPnBM)">PPnBM</a> yang dipungut atau dilunasi.</li>
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Nama, alamat, dan NPWP pelaku usaha di Kawasan Ekonomi Khusus&nbsp;</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">&nbsp;</h3>
<h3 style="text-align: justify;">Jenis Dokumen Tertentu yang Dipersamakan Dengan Faktur Pajak&nbsp;</h3>
Mengacu pada Peraturan Menteri Direktur Jendral Pajak No PER - 16/PJ/2021 Pasal 7 ayat 1, berikut ini merupakan jenis dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak yang telah memenuhi ketentuan dan syarat sebagai Pajak Masukan yang dapat dikreditkan:&nbsp;
1. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang diterbitkan/dibuat oleh Badan Urusan Logistik (Bulog)/ Depot Logistik(Dolog) untuk penyaluran tepung terigu&nbsp;
2. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi &nbsp;
3. Bukti penerimaan pembayaran yang dibuat oleh Penyelenggara Distribusi atas penjualan pulsa dan/atau penerimaan komisi/fee terkait dengan distribusi token dan/atau voucher&nbsp;
4. Bukti tagihan atas penyerahan listrik&nbsp;
5. Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh perusahaan air minum&nbsp;
6. Tiket, tagihan surat muatan udara (airway bill/delivery bill), yang dibuat/diterbitkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri&nbsp;
7. Nota penjualan jasa yang dibuat/diterbitkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan&nbsp;
8. Bukti tagihan (trading confirmation) atas penyerahan JKP oleh perantara efek&nbsp;
9. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan&nbsp;
10. Dokumen yang digunakan untuk pemesanan pita cukai hasil tembakau&nbsp;
11. SSP untuk pembayaran PPN atas penyerahan BKP melalui juru lelang disertai dengan kutipan risalah lelang&nbsp;
12. Pemberitahuan Ekspor Barang yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) disertai dengan Nota Pelayanan Ekspor, Invoice dan airway bill/bill of landing&nbsp;
13. Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud &nbsp;
14. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) untuk impor BKP yang mencantumkan identitas pemilik barang berupa nama, alamat, dan NPWP, yang disertai dengan SSP, SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh DJP&nbsp;
15. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) untuk impor BKP dalam hal terdapat penetapan kekurangan nilai PPN Impor oleh yang disertai dengan SSP dan surat penetapan tarif dan/atau nilai pabean, surat penetapan pabean, atau surat penetapan kembali tarif dan/atau nilai pabean&nbsp;
16. Surat penetapan pembayaran <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6467387ba0055bd9d7578868/Beli%20Cokelat%20dari%20Luar%20Negeri%2C%20Pajak%20nya%20kok%20Sembilan%20Juta%3F%20">Bea Masuk,</a> Cukai, dan/atau Pajak atas barang kiriman yang disertai dengan SSP, SSPCP, dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai&nbsp;
17. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean&nbsp;
18. Bukti pungut PPN atas pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)&nbsp;
19. Dokumen pengeluaran barang dari Kawasan Berikat yang merupakan penyerahan BKP/JKP oleh Pengusaha Kena Pajak&nbsp;
20. SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran BKP milik Subjek Pajak Luar Negeri dari Kawasan Berikat ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean&nbsp;
21. SSP untuk pembayaran PPN atas pengeluaran dan/atau penyerahan BKP dan/atau JKP dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean&nbsp;
22. Pemberitahuan Pabean Kawasan Ekonomi Khusus (PPKEK) untuk impor BKP ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)&nbsp;
23. SSP atas pelunasan PPN terkait dengan penyerahan BKP dan/atau JKP oleh Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau penerima jasa yang berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang pada saat impor, pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN&nbsp;
24. SSP atas pelunasan PPN terkait dengan pengeluaran barang yang bukan merupakan penyerahan BKP oleh Pelaku Usaha di KEK kepada pembeli dan/atau penerima jasa yang berkedudukan di Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang pada saat impor, pemanfaatan, atau perolehannya tidak dipungut PPN&nbsp;
25. Surat ketetapan pajak untuk menagih Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang dilampiri dengan seluruh SSP atas pelunasan jumlah PPN yang masih harus dibayar&nbsp;
&nbsp;
Itu dia penjelasan seputar jenis-jenis dokumen yang dipersamakan dengan Faktur Pajak, semoga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan kalian ya Sobat.&nbsp;&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.&nbsp;
&nbsp; &nbsp;

Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan dokumen tertentu yang memiliki kedudukan sama dengan Faktur Pajak. Sehingga segala jenis dokumen tertentu yang dipersamakan dengan Faktur Pajak tersebut harus dikelola sama seperti Faktur Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.  

Sobat Belajar: Mengenal Jenis Dokumen yang Dipersamakan Dengan Faktur Pajak 

Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Sobat saat mendengar kata &lsquo;komunikasi&rsquo; dan &lsquo;masyarakat&rsquo;? Mengapa dua hal tersebut selalu dikaitkan satu sama lain? &nbsp;Hal ini, sebab tanpa komunikasi tidak akan terbentuk masyarakat, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak akan dapat mengembangkan komunikasi. Pada intinya, manusia tidak bisa untuk tidak berkomunikasi, sebab manusia adalah makhluk hidup yang dikodratkan untuk hidup berkomunikasi dengan yang lainnya.
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Perlukah Ilmu Komunikasi Dipelajari?</h2>
Ada suatu pendapat yang mengatakan bahwa manusia pada dasarnya sudah dapat berkomunikasi tanpa mempelajari bagaimana sebenarnya ilmu komunikasi itu. Pandangan seperti ini hanya melihat komunikasi dari pandangan yang sempit, karena tidak melihat komunikasi sebagai sebuah profesi yang dapat membantu seseorang dalam meningkatkan perannya sebagai seorang anggota masyakat, baik itu melalui hubungan antarmanusia, maupun dalam meningkatkan keterampilannya berupa kreativitas yang dapat meningkatkan kualitas diri. Alasan-alasan mengapa ilmu komunikasi perlu dipelajari adalah sebagai berikut:
<ol style="text-align: justify;">
<li>Komunikasi akan memudahkan seseorang untuk mendapatkan relasi, sehingga mendapatkan informasi yang hanya dapat diketahui jika memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.</li>
<li>Semakin minimnya etika yang diterapkan dalam berkomunikasi, dengan mengetahui konsep, teori, dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang bisa menjadi pekerja komunikasi yang terampil dan professional dalam melaksanakan tugasnya.</li>
<li>Komunikasi penting karena memiliki nilai estetika untuk memenuhi kebutuhan rohani manusia. Nilai estetika yang dimaksud dapat dipraktikan dalam bentuk drama, film, puisi, cerita pendek, pidato yang menawan dan menarik perhatian.</li>
<li> Membongkar stereotype, dengan berkomunikasi, persepsi keliru tentang perangai seseorang bisa berubah. Seperti persepsi awal yang didengar melalui isu atau desas-desus seseorang bisa dibuktikan setelah mencari tahu sendiri dengan langsung melakukan komunikasi dengan orang tersebut.</li>
<li> Mempercepat informasi, memperpendek jarak serta efisiensi waktu dan mobilitas,</li>
</ol>
Dewasa ini, hampir semua orang tidak mau ketinggalan informasi, oleh karena itu orang-orang terus membawa alat komunikasi seperti handphone atau smartphone.
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Apa Itu Komunikasi?</h2>
Banyak orang sudah melakukan komunikasi di kesehariannya, tetapi pada saat ditanya apa pengertian komunikasi malah kebingungan sendiri. Ada juga yang hanya bisa mencontohkan cara berkomunikasi, namun tidak bisa mengubahnya menjadi ke sebuah definisi komunikasi. Lalu, apa sih sebenarnya komunikasi itu?
&ldquo;Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dari sumber informasi ke penerima informasi melalui media verbal ataupun nonverbal yang menghasilkan pengaruh berupa apa yang dirasakan/dipikirkan/dilakukan oleh penerima informasi berbeda setelah menerima informasi dengan sebelum memperoleh informasi.&rdquo;
Dari pengertian di atas, diperoleh unsur-unsur komunikasi, seperti adanya sumber, adanya pesan yang ditukar atau disampaikan, adanya media sebagai sarana komunikasi, adanya penerima sebagai pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim sumber, adanya pengaruh atau efek yang meliputi apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima informasi, dan terakhir adalah adanya tanggapan balik.
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Communication Skills dengan konsep 4.0 dalam Dunia Bisnis</h2>
<ol style="text-align: justify;">
<li> 
<h3>Konsep Model Digital 4.0</h3>
</li>
</ol>
Era revolusi Industri 4.0 ditandai dengan keberadaan sistem fisik cyber atau sistem yang menggabungkan dunia virtual dengan dunia fisik. Dengan demikian, konektivitas antara&nbsp;&nbsp; manusia, mesin, dan informasi menjadi semakin tidak terbatas. Kecanggihan, kecepatan dan kemudahan teknologi membuka lapangan kerja baru di bidang <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6453645ea0055bd9d7573a59/Mengetahui%20Peran%20Internet%20untuk%20Bisnis%20Zaman%20Sekarang">teknologi informasi</a> dan komunikasi. Pelanggan dan pengguna internet yang loyal disajikan dengan teknologi canggih dan terkini dari Big Data, Kecerdasan&nbsp; Buatan (AI), Cloud, Internet of Things (IoT), Computer Quantum, robot, percetakan 3D, Augmented&nbsp; Reality, dan&nbsp; Virtual&nbsp; Reality (AR / VR), sampai Mixed Reality.
Selain itu, Model 4.0 juga menyuguhkan flesibilitas kepada komunikator bisnis untuk mengelola komunitas digital untuk menciptakan strategi digital berkelanjutan.
<ol style="text-align: justify;" start="2">
<li> 
<h3>Inovasi Pemasaran Produk</h3>
</li>
</ol>
Terdapat beberapa lingkungan pemasaran internet yang sering digunakan oleh perusahaan&nbsp; untuk memasarkan produk berbasis internet atau online, sebagai berikut:
<ul style="text-align: justify;">
<li> Social Media (Media Sosial)</li>
</ul>
Media sosial yang beragam seperti Youtube, Instagram, <a href="https://www.sobatbuku.com/article/642cf5d1a0055bd9d756b6d1/Pemasaran%20Melalui%20Media%20Sosial%20Facebook">Facebook</a>, Twitter, <a href="https://www.sobatbuku.com/article/64119615a0055bd9d7564cc7/Pakai%20Teknik%20Ini%2C%20Bisnis%20Sobat%20Auto%20Melejit!%20">TikTok</a>, Google Plus, dan lain-lain&nbsp; merupakan&nbsp; pilihan&nbsp; pelaku bisnis&nbsp; untuk <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6450d510a0055bd9d75732ab/Strategi%20Marketing%20Word%20of%20Mouth">memasarkan</a>&nbsp; produk dengan memanfaatkan aspek sosial di dunia maya. Keuntungannya adalah memiliki kemudahan berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, berjejaring, dan berbagai kegiatan dari jarak jauh dengan cepat dan tetap dapat berinteraksi secara interaktif.
<ul style="text-align: justify;">
<li> (Searh Engine) Mesin Pencari </li>
</ul>
Google, Yahoo, Bing, Yandex, dan lain sebagainya adalah contoh mesin pencari yang digunakan sebagai pilihan untuk memasarkan produk, dengan akses mudah berdasarkan kata atau kalimat. Mesin pencari merupakan situs web yang&nbsp; dirancang&nbsp; khusus sebagai alat untuk&nbsp;&nbsp;&nbsp; mengumpulkan dan mengatur&nbsp; semua&nbsp; konten atau konten&nbsp; yang&nbsp; dibutuhkan&nbsp; oleh pengguna&nbsp;&nbsp;&nbsp; internet. Keunggulannya adalah pengguna hanya memasukkan kata atau kalimat yang merujuk pada apa yang ingin dicari melalui mesin pencari. Setelah itu, sebuah tautan akan muncul yang berisi&nbsp; lebih&nbsp; banyak&nbsp; informasi mengenai kata atau kalimat tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan muncul di halaman yang menunjukkan konten yang paling&nbsp; relevan dengan yang Sobat cari.
<ul style="text-align: justify;">
<li> Pasar Marketplace </li>
</ul>
Pasar <a href="https://www.sobatbuku.com/article/64085ab32eaf429b8e97b2ed/Perbedaan%20Marketplace%20dengan%20E-commerce%20yang%20Jarang%20Diketahui">Marketplace</a> digunakan sebagai perantara antara penjual dan&nbsp; pembeli&nbsp; di dunia maya. Keberadaan situs pasar ini sebagai pihak penengah (ketiga) dalam kegiatan transaksi online&nbsp; dengan menyediakan tempat untuk menjual dan&nbsp; membayar. Marketplace yang kerapkali digunakan, seperti Shopee, Lazada, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, Olx, Zilingo, dan sebagainya.
<ul style="text-align: justify;">
<li> Toko online </li>
</ul>
Mirip dengan pasar marketplace, namun yang menjadi perbedaan adalah penjual membuat sendiri situs pasar yang secara khusus menjual produk yang dihasilkan perusahaannya saja. Toko online digunakan untuk memasarkan produk melalui toko online.&nbsp; Pola pemasarannya adalah&nbsp;&nbsp;&nbsp; dengan kemandirian&nbsp; penjual&nbsp; membuat&nbsp; situs&nbsp; web, mengelola media sosial, dan&nbsp; membangun hubungan&nbsp; pemasaran&nbsp; langsung dengan pelanggan.
&nbsp;
Nah, itu dia informsi terkait pentingnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, tentu dengan memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari juga loh Sobat. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu meningkatkan kemampuan komunikasi kalian ya Sobat.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.

Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Sobat saat mendengar kata ‘komunikasi’ dan ‘masyarakat’? Mengapa dua hal tersebut selalu dikaitkan satu sama lain?  Hal ini, sebab tanpa  komunikasi tidak akan terbentuk masyarakat, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak akan dapat mengembangkan komunikasi. Pada intinya, manusia tidak bisa untuk tidak berkomunikasi, sebab manusia adalah makhluk hidup yang dikodratkan untuk hidup berkomunikasi dengan yang lainnya.

Communication Skill dengan konsep 4.0 dalam Membangun Bisnis

Pernah dengar istilah &ldquo;penampilan mencerminkan kepribadian&rdquo;? Orang &ndash; orang dengan penampilan yang rapih dan bersih akan terlihat lebih baik bukan dibandingkan dengan orang dengan penampilan yang amburadul atau berantakan? Tidak bisa dipungkiri bahwa penampilan sangat penting dan menjadi aspek pertama yang akan dilihat orang pertama kali.&nbsp;&nbsp;
Begitu juga pada sebuah bisnis. Logo <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6461f984a0055bd9d75772b1/Pengertian%20Merek%2C%20Manfaat%20dan%20Strategi%20Pengembangannya">brand</a> lah yang akan menjadi wajah perusahaan yang akan dilihat orang &ndash; orang pertama kali. Logo bukan hanya sekedar gambar dan tulisan saja. Logo bagi sebuah bisnis adalah identitas, yang nantinya akan memperlihatkan visi bisnis tersebut dan juga menjadi pembeda bagi bisnis lainnya. Tidak sedikit juga perusahaan besar yang mau mengeluarkan dana yang besar untuk membentuk dan mengubah logonya.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Nokia Mengganti Logonya Setelah 60 Tahun&nbsp;</h2>
Sobat UMKM pasti tidak asing lagi dong ya dengan brand ponsel satu ini. Betul, Nokia!&nbsp;
<img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://asset.kompas.com/crops/oW4oY7G7tkPCOaWbnO7snmb6YyM=/0x0:2880x1920/750x500/data/photo/2023/02/27/63fbe7785fb17.jpg" alt="" width="375" height="250" />
Sumber : Kompas.com&nbsp;
&nbsp;
Dulu Nokia memiliki logo dengan tagline &lsquo;connecting people&rsquo; dengan animasi dan foto tangan sedang bergandengan. Akan tetapi, saat ini Nokia hadir dengan logo baru yang menyiratkan pada pertumbuhan brand yang lebih agresif. Dikutip dari Kompas.com, logo terbaru Nokia saat ini menggunakan jenis tulisan yang lebih segar dan modern. Menurut Chief Executive Nokia, brand new bisnis dari Nokia ini dilakukan guna menyambut Mobile World Congress (MWC) Tahunan yang dilaksanakan hingga 2 Maret 2023 kemarin di Barcelona. Dikutip juga dari Kompas.com, penggantian logo Nokia saat ini juga bertujuan untuk menampilkan identitas perusahaan yang saat ini fokus pada teknologi dan layanan telekomunikasi seluler.&nbsp;&nbsp;
Tapi memangnya perlu untuk re-design logo? Simak beberapa penjelasan dibawah ini.&nbsp;
&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">1. Perkembangan Zaman&nbsp;</h3>
Logo yang di design beberapa tahun lalu tentunya akan terlihat kuno dan ketinggalan zaman. Maka itu, perlu untuk re-design logo yang lebih modern dong! Dengan tampilan yang baru, logo brand tidak akan terlihat &lsquo;kuno&rsquo;. Hal ini juga menjadi strategi untuk mengubah persepsi konsumen terhadap brand Sobat dengan memberikan kesegaran terhadap merek bisnis Sobat. Seperti brand Nokia yang mengganti logonya hingga saat ini logo nya terlihat lebih modern dan kekinian dibandingkan logo sebelumnya.&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">2. Visi Misi Baru&nbsp;</h3>
Seiring berjalannya sebuah Bisnis, pasti akan ada value yang berubah. Maka itu, wajar jika visi misi bisnis awal berbeda dengan visi misi sekarang ini. Biasanya, perubahan visi misi terjadi karena beberapa faktor. Bisa karena pergantian kepemimpinan, bisa juga karena perkembangan lingkungan perusahaan saat ini. Maka itu, dengan mengubah logo brand bisa memperlihatkan citra perusahaan yang baru.&nbsp;&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">3. Bisnis Sobat Mengalami Perkembangan&nbsp;</h3>
Jika bisnis Sobat mengalami perkembangan yang cukup signifikan, maka Sobat perlu untuk upgrade logo nih. Misalnya dulu Sobat hanya memiliki satu atau dua jenis produk saja.&nbsp; Tapi saat ini sudah memiliki beragam produk atau mungkin hingga membuka beberapa kantor cabang. Maka, melakukan desain ulang logo bisnis dapat mempresentasikan identitas bisnis Sobat saat ini.&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">4. Target Market yang Baru&nbsp;</h3>
Walaupun sudah mempunyai <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63ad6ad560d23703c4efda41/Cara%20Menentukan%20Target%20Pasar%20Untuk%20Pelaku%20UMKM">target pasar</a> yang sesuai hingga miliki pelanggan tetap. Akan tetapi, untuk mengembangkan bisnis tentunya diperlukan target pasar yang baru. Nah, jika Sobat akan melakukan hal tersebut, maka re-design logo akan menjadi strategi branding Sobat. Hal ini akan membantu bisnis Sobat dalam meningkatkan pencitraan merek. Dengan logo baru, Sobat bisa terhubung dengan target market yang baru dan tetap mempertahankan pangsa pasar sebelumnya. Seperti pada brand Nokia, yang bertransformasi menjadi pabrik canggih yang penuh dengan otomatisasi dan pusat data, sehingga target pasar yang dituju saat ini adalah perusahaan yang berada di sektor manufaktur, seperti telekomunikasi dan data center.&nbsp;
&nbsp;
Sobat UMKM saat ini perkembangan zaman sangat cepat berlalu ya, yang dulunya ponsel masih harus menggunakan keypad dan sekarang sudah menggunakan touchscreen. Atau dalam berbisnis, yang dulunya harus secara konvensional sekarang sudah mudah sekali dengan online. Begitu pula dengan Logo, yang merupakan face of the brand dari sebuah bisnis. Pasti nggak mau dong kalau logo Sobat terlihat kurang up to date. Jadi, jangan lupa untuk upgrade bisnis Sobat ya!&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.&nbsp;

Logo bukan hanya sekedar gambar dan tulisan saja. Logo bagi sebuah bisnis adalah identitas, yang nantinya akan memperlihatkan visi bisnis tersebut dan juga menjadi pembeda bagi bisnis lainnya. Tidak sedikit juga perusahaan besar yang mau mengeluarkan dana yang besar untuk membentuk dan mengubah logonya.  

4 Alasan Pentingnya Upgrade Logo Bisnis 

<a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">Merek</a> yang kuat merupakan aset perusahaan tidak berwujud yang sangat berguna bagi usaha dan menjadi alat pemasaran yang strategis. <a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">Merek</a> yang kuat akan menciptakan loyalitas pelanggan dan memicu bisnis itu terulang kembali. Terdapat beberapa kriteria untuk mengetahui apakah <a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">merek</a> itu sudah kuat atau belum, yakni jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
&ldquo;Apakah perusahaan merupakan atribut yang menonjol?&rdquo;
&ldquo;Apakah perusahaan memiliki nilai?&rdquo;
&ldquo;Apakah merek perusahaan memiliki properti merek yang terbukti bermanfaat?&rdquo;
Ketiga pertanyaan itu sangat penting sebelum merumuskan strategi merek seperti apa yang akan digunakaan perusahaan.
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Mengenal Apa itu Merek</h2>
Secara universal, <a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">merek</a> juga menjadi identitas penting sebuah perusahaan. <a href="https://www.sobatbuku.com/article/632c406460d23703c4ee78e3/Perlunya%20Branding%20dalam%20Berbisnis">Identitas merek</a> dapat berupa nama merek, logo, dan sistem grafik yang membentuk karakter merek serta komunikasi pemasarannya. Contoh, merek dalam bentuk nama produk, seperti Imboost, Inhaler, Snowman, Joyko, Honda, Mazda, dan sebagainya. Merek juga dapat berupa simbol, seperti merek yang Sobat jumpai pada merek Nike, Parker, Semen Indonesia, Kereta Api, Angka Pura, dan lain sebagainya, serta ada pula merek dalam bentuk karakter, misalnya merek yang Sobat jumpai pada Indomaret dengan karakter &ldquo;Domar&rdquo;, atau pada McDonald dengan karakter &ldquo;Ronald&rdquo;.
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Manfaat Memiliki Merek</h2>
Kemampuan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">merek</a> menjangkau publik luas dengan memberikan pengalaman yang mengikat akan menciptakan hubungan emosional tinggi, sehingga para pelanggan berkeinginan untuk melakukan pembelian kembali. Ini adalah tingkat dimana merek sudah menjadi wujud aktualisasi diri para konsumen.
Saat ini, persaingan di dunia bisnis semakin ketat, sehingga dalam proses penciptaan merek harus memiliki strategi tersendiri, dengan demikian merek yang dihasilkan akan menjadi pembeda dengan saingan di pasar bisnis. Namun, perlu diketahui bahwa manfaat merek tidak hanya semata-mata untuk menjadi pembeda dengan pebisnis yang lain, kemampuannya lebih dari sekadar itu. Sinkronisasi antara tujuan, visi &amp; misi bisnis harus diimplementasikan dalam kreativitas merek. Dan yang terpenting adalah konsistensi dan terobosan inovasi baru agar selalu dapat direspon positif oleh konsumen.
Manfaat Merek dapat dijabarkan lebih detail sebagai berikut:
<ol style="text-align: justify;">
<li>Konsumen akan tertarik dengan merek yang lebih terkenal</li>
<li>Meningkatkan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6373120160d23703c4ef2a8c/Ini%20Dia%20Cara%20Menjaga%20Loyalitas%20Pelanggan%20Terhadap%20Usahamu">loyalitas konsumen</a></li>
<li>Mudah mengatur pasar karena loyalitas konsumen tinggi terhadap merek tersebut</li>
<li>Memberikan kesempatan perusahaan untuk menetapkan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6450d67da0055bd9d75732ba/Perhitungan%20HPP%20untuk%20Usaha%20Kuliner">harga</a> sesuai dengan benak konsumen. Biasanya lebih tinggi dari harga pasar produk merek biasa.</li>
<li>Dapat menginisiasi produk baru dengan merek yang sama</li>
<li>Dapat menjadi identitas/pembeda yang jelas, kuat dan tinggi dengan produk lain atau yang sejenis</li>
<li>Memberikan dampak positif pada produk karena merek yang kuat akan memiliki citra, komitmen, kualitas, dan persepsi akutualisasi diri pengguna merek tersebut</li>
<li>Mempermudah dan menghemat kegiatan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/64367002a0055bd9d756d4d4/Strategi%20Promosi%20di%20Platform%20Media%20Sosial">promosi</a> perusahaan atau produk karena konsumen sudah menyukai dan senang dengan merk yang konsumen percayai.</li>
</ol>
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Strategi Pengembangan Merek agar Bisa Bertahan di Masyakarat </h2>
<ol style="text-align: justify;">
<li> 
<h3>Perluasan Lini Varian Merek</h3>
</li>
</ol>
Perusahaan dapat menambah produk yang diproduksi dengan menyesuaiakan pada <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63ad6ad560d23703c4efda41/Cara%20Menentukan%20Target%20Pasar%20Untuk%20Pelaku%20UMKM">keinginan konsumen</a>. Misalnya saja, pada produk kebutuhan mandi, seperti sabun, sampo, detergen, pasta gigi dan lain-lain. Perusahaan dapat menciptakan produk-produk baru dengan ukuran yang lebih bervariasi serta manfaat disesuaikan dengan jenis kulit atau masalah-masalah kulit.
<ol style="text-align: justify;" start="2">
<li> 
<h3>Perluasan Merek (Multi Merek)</h3>
</li>
</ol>
Mencipatakan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/645de2f0a0055bd9d7575da1/Ternyata%20Kemasan%20Produk%20Jadi%20Faktor%20Pendorong%20Kesuksesan%20Bisnis!">merek </a>baru untuk produk yang sama, misalnya saja PT Indofood Sukses Makmur yang menciptakan berbagai merek mie, seperti Sarimi, Supermi, Indomie untuk pasar yang berbeda.
<ol style="text-align: justify;" start="3">
<li> 
<h3>Meluncurkan Merek Baru </h3>
</li>
</ol>
Apabila merek yang lama sudah tidak dapat lagi mewakili atau mengakomodasi produk yang diluncurkan, perusahaan biasanya mengambil langkah untuk menciptakan merek yang baru yang lebih baik.
&nbsp;
Nah, itu dia informasi seputar Merek, semoga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan kalian ya Sobat.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.

Merek yang kuat merupakan aset perusahaan tidak berwujud yang sangat berguna bagi usaha dan menjadi alat pemasaran yang strategis. Merek yang kuat akan menciptakan loyalitas pelanggan dan memicu bisnis itu terulang kembali. Terdapat beberapa kriteria untuk mengetahui apakah merek itu sudah kuat atau belum, yakni jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti

Pengertian Merek, Manfaat dan Strategi Pengembangannya

Brevet Pajak sendiri merupakan suatu kegiatan pelatihan atau kursus perpajakan yang diikuti oleh Sobat yang ingin menekuni profesi dibidang perpajakan. Didalam brevet sendiri tendiri atas 3 kategori, yaitu Brevet A, Brevet B, dan Brevet C.

Sobat Belajar - Mengenal Apa itu Brevet Pajak 

Penyusutan dalam pajak berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi komersial. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pengakuan masa manfaat serta tarif penyusutan yang diterapkan pada aktiva yang disusutkan. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan dilakukannya <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63579c1560d23703c4eede11/Koreksi%20Fiskal%20dalam%20Perpajakan">koreksi fiskal</a> yang salah satu tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembebanan penyusutan agar sesuai dengan aturan dalam pajak.
&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li aria-level="1">
<h3>Pengertian</h3>
</li>
</ul>
Penyusutan adalah pembebanan atas pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63fc84882eaf429b8e977bed/Daftar%20Aset%2FHarta%20yang%20perlu%20dilaporkan%20di%20SPT%20Tahunan%20">harta</a> berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li aria-level="1">
<h3>Metode Penyusutan</h3>
</li>
</ul>
Metode penyusutan terhadap pengeluaran atas pembelian, penambahan, pendirian, perbaikan atau perubahan harta berwujud yang dimiliki dan memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun dilakukan dengan:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Metode garis lurus (Straight line method), yaitu dengan pembebanan yang sama besar selama masa manfaat harta tersebut.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Metode saldo menurun (Declining balance method), yaitu pembebanan yang menurun selama masa manfaat dengan perhitungan dari sisa nilai buku dikali dengan tarif penyusutan.</li>
</ul>
&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li aria-level="1">
<h3>Tarif Penyusutan</h3>
</li>
</ul>
Tarif Penyusutan berdasarkan <a href="https://pajak.go.id/id/peraturan/harmonisasi-peraturan-perpajakan">Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021</a> pasal 11 ayat 6 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dibagi menjadi 2 kelompok harta, yaitu :
<ol style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Harta Berwujud Bangunan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Harta Berwujud Bukan Bangunan</li>
</ol>
Dengan tarif penyusutan untuk masing-masing jenis harta sebagai berikut:
<table style="border-collapse: collapse; width: 100%;" border="1%" cellpadding="1%">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 23.5549%; text-align: center;">
Kelompok Harta
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
Masa Manfaat
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
Tarif Metode Garis Lurus
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
Tarif Metode Saldo Menurun
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
BUKAN BANGUNAN
</td>
<td style="width: 16.3295%;">&nbsp;</td>
<td style="width: 27.6012%;">&nbsp;</td>
<td style="width: 32.3699%;">&nbsp;</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelompok 1</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
4 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
25%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
50%
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelompok 2</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
8 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
12,5%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
25%
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelompok 3</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
12 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
6,25%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
12,5%
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelompok 4</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
20 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
5%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
10%
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
BANGUNAN
</td>
<td style="width: 16.3295%;">&nbsp;</td>
<td style="width: 27.6012%;">&nbsp;</td>
<td style="width: 32.3699%;">&nbsp;</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Permanen</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
20 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
5%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">
------
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 23.5549%;">
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak Permanen</li>
</ul>
</td>
<td style="width: 16.3295%; text-align: center;">
10 tahun
</td>
<td style="width: 27.6012%; text-align: center;">
10%
</td>
<td style="width: 32.3699%; text-align: center;">&nbsp;</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li aria-level="1">
<h3>Waktu Dimulainya Penyusutan</h3>
</li>
</ul>
Sesuai dengan&nbsp; <a href="https://pajak.go.id/id/peraturan/harmonisasi-peraturan-perpajakan">Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021</a> pasal 11 ayat 6 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut.&nbsp;
Selain itu, dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.
&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li aria-level="1">
<h3>Kasus Penyusutan</h3>
</li>
</ul>
Kasus 1:
PT Byantari mempunyai peralatan yang diperoleh pada bulan Juli 2015 dengan harga perolehan Rp 1.000.000.000, mempunyai masa manfaat 4 tahun dan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus.&nbsp;
Diminta:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berapakah beban penyusutan per tahun?</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berapakah beban penyusutan per tahun 2019 pada saat jatuh tempo?</li>
</ul>
Pembahasan:&nbsp;
Peralatan termasuk kelompok harta bukan bangunan, sehingga dengan masa manfaat 4 tahun tarif penyusutan metode garis lurus yang digunakan adalah 25%.
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">&nbsp;Perhitungan penyusutan per tahun</li>
</ul>
&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; 25% x 1.000.000.000 = 250.000.000
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perhitungan Penyusutan saat jatuh tempo</li>
</ul>
<table style="border-collapse: collapse; border-style: solid;" border="1%" cellpadding="10">
<tbody>
<tr>
<td>
Tahun
</td>
<td>
TARIF
</td>
<td>
Beban Penyusutan
</td>
<td>
Nilai Sisa Buku
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Harga Perolehan
</td>
<td>&nbsp;</td>
<td>&nbsp;</td>
<td style="text-align: center;">
1.000.000.000
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2015 (Jul-Des)
</td>
<td>
&frac12; x 25%
</td>
<td style="text-align: center;">
125.000.000
</td>
<td style="text-align: center;">
&nbsp; &nbsp; 875.000.000
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2016
</td>
<td>
25%
</td>
<td style="text-align: center;">
250.000.000
</td>
<td style="text-align: center;">
&nbsp; &nbsp; 625.000.000
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2017
</td>
<td>
25%
</td>
<td style="text-align: center;">
250.000.000
</td>
<td style="text-align: center;">
&nbsp; &nbsp; 375.000.000
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2018
</td>
<td>
25%
</td>
<td style="text-align: center;">
250.000.000
</td>
<td style="text-align: center;">
&nbsp; &nbsp; 125.000.000
</td>
</tr>
<tr>
<td>
2019 (Jan-Jun)
</td>
<td>
&frac12; x 25%
</td>
<td style="text-align: center;">
125.000.000
</td>
<td>
&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; 0
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Jadi beban penyusutan per Desember 2019 atau saat jatuh tempo adalah sebesar 125.000.000.
&nbsp;
Kasus 2:
PT Sintya membangun gedung yang dimulai sejak Maret 2015 dan baru selesai dibangun serta dapat digunakan pada bulan Agustus 2016. Nilai gedung yang masih dalam pekerjaan pada 31 Desember 2015 sesuai dengan pembayaran termin pada kontraktor Rp 50.000.000, sedangkan nilai bangunan yang sudah selesai pada Agustus 2016 adalah sebesar Rp 1.000.000.000.&nbsp;
Diminta:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kapan penyusutan bangunan itu dimulai?</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berapa penyusutan per tahun?</li>
</ul>
Pembahasan:
Penyusutan dimulai pada:
- Bulan dilakukan pengeluaran terhadap harta
- Harta yang masih dalam proses pengerjaan, maka penyusutan dimulai pada bulan selesainya pekerjaan
-Harta yang belum berproduksi, maka penyusutan dimulai pada bulan harta digunakan dan menghasilkan (dengan persetujuan DJP)
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Dengan demikian penyusutan bangunan baru dimulai pada bulan Agustus 2016 saat bangunan tersebut selesai dibangun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penyusutan per tahun untuk harta berupa bangunan permanen yaitu sebesar 5% untuk masa manfaat 20 tahun. 5% x 1.000.000.000 = Rp50.000.000</li>
</ul>
&nbsp;
Kasus 3:
PT Bulan mempunyai mesin fotokopi yang diperoleh pada bulan Juli 2015 dengan harga perolehan Rp 50.000.000, masa manfaat mesin diputuskan oleh Direktur adalah 6 tahun dan disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun.
Diminta:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berapakah masa manfaat dan tarif yang dipakai sesuai dengan ketentuan pajak?</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berapakah penyusutan tahun 2015?</li>
</ul>
Pembahasan:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berdasarkan <a href="https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/96~PMK.03~2009PerLamp.pdf">PMK Nomor 96/PMK.03/2009</a> tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan, mesin fotokopi termasuk dalam harta berwujud kelompok I dengan masa manfaat 4 tahun dan tarif penyusutan metode saldo menurun sebesar 50%.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penyusutan tahun 2015 : </li>
</ul>
&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;Juli &ndash; Desember (6 bulan) = &frac12; x 50% x Rp 50.000.000 = Rp 12.500.000
&nbsp;
Kasus 4:
Tuan Matahari membeli 2 bangunan yang dimana salah satunya digunakan sebagai bangunan tempat tinggalnya dan satunya lagi digunakan sebagai usaha. Serta telah membayar hak guna bangunan sebesar Rp 50.000.000.&nbsp;
Diminta:
<ul>
<li style="text-align: justify;">Analisislah harta yang perlu disusutkan dan tidak!</li>
</ul>
Pembahasan:
&ldquo;Penyusutan hanya dilakukan pada harta yang digunakan dalam usaha, sedangkan harta yang dimiliki atau dibeli untuk kepentingan pribadi tidak perlu disusutkan.&rdquo;
Sehingga yang perlu disusutkan adalah 1 gedung yang digunakan dalam kegiatan usaha. Sedangkan hak guna bangunan sebesar Rp 50.000.000 karena termasuk harta tidak berwujud, maka pengeluaran atas hak guna bangunan ini akan diamortisasi.
&nbsp;
Bagaimana Sobat penjelasan mengenai Penyusutan dalam Pajak? Bersama Sobat Pajak belajar pajak jadi lebih menarik, kan?&nbsp;
Sampai disini dulu artikel Sobat Belajar kali ini ya, Jangan lupa nantikan artikel-artikel lainnya dari Sobat Pajak, karena pasti dapat membantu kalian dalam belajar seputar perpajakan dan dunianya.
Urusan Pajak? Serahkan ke Sobat Pajak!
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.

Penyusutan dalam pajak berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi komersial. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pengakuan masa manfaat serta tarif penyusutan yang diterapkan pada aktiva yang disusutkan. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan dilakukannya koreksi fiskal yang salah satu tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembebanan penyusutan agar sesuai dengan aturan dalam pajak.

 Sobat Belajar: Pengertian, Metode, dan Contoh Kasus dari Penyusutan dalam Pajak

Coba bayangkan Sobat berada di supermarket dan hendak membeli sebuah barang tapi merasa bingung harus memilih dari merek yang mana. Sobat tentu nya akan memilih produk dengan kemasan yang lebih terlihat menarik dan berkualitas bukan?&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
Daya tarik sebuah produk akan terpancar pertama kali melalui <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6372196860d23703c4ef2874/Pentingnya%20Kemasan%20Produk%20untuk%20Usaha">kemasan produk</a> tersebut. Packaging atau kemasan produk dapat menjadi pemicu utama yang akan dihadapi oleh para calon konsumen. Maka itu, kemasan produk harus bisa memberikan pengaruh terhadap calon konsumen sehingga dapat menimbulkan respon positif calon konsumen, yaitu dengan membeli produk.&nbsp; Jadi, selain berguna sebagai tempat untuk menyimpan produk, packaging dapat membantu dalam menguatkan identitas <a href="https://www.sobatpajak.com/article/63a3ddd0c6df9c22701df70f/Pengertian%20Merek%2C%20Manfaat%20dan%20Strategi%20Pengembangannya">merek</a>. Sehingga secara tidak langsung, kemasan produk bisa menjadi daya jual produk sebelum calon konsumen mencoba produk tersebut. Hal ini bisa dijadikan sebagai strategi juga lho untuk bersaing dalam pasar <a href="https://www.sobatbuku.com/article/63eb66ad2eaf429b8e9733bc/Tips%20Menghadapi%20Persaingan%20Bisnis">persaingan</a> yang sengit.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
Itulah mengapa banyak pelaku usaha yang sangat memperhatikan kemasan produk nya. Khususnya untuk produk &ndash; produk yang sangat banyak ditemukan di pasaran sehingga membutuhkan pembeda dengan produk lainnya.&nbsp;&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Kunci Utama Dalam Membuat Kemasan Produk&nbsp;</h2>
Dikutip dari jurnal.id, kemasan produk yang baik harus terlihat sederhana tapi tetap fungsional dan dapat menimbulkan respon emosional positif yang dapat secara natural dapat mengajak calon konsumen untuk melakukan pembelian.&nbsp;&nbsp;
Menurut penelitian, dari semua kegiatan pengindraan manusia, sebesar 80% (delapan puluh persen) merupakan indera penglihatan atau kasat mata (visual). Maka itu, kemasan produk harus bisa menarik perhatian calon konsumen secara visual, emosional dan rasional. Kemasan yang bagus dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya.&nbsp;
Dalam membuat sebuah kemasan produk, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti:&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>Keamanan</h3>
</li>
</ul>
Kemasan sebuah produk harus dapat melindungi produk dari segala hal yang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan pada produk tersebut.&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>Komunikasi&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Kemasan produk harus bisa mencerminkan produk itu sendiri. Selain itu, kemasan produk juga harus bisa menerangkan citra dari suatu merek. Kemasan harus bisa memberikan kejelasan dan kemudahan untuk para calon konsumen, seperti mudah dilihat, dipahami serta diingat.&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="3" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">
<h3>Estetika&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Seperti pembahasan diatas sebelum nya, kemasan yang memiliki estetika yang menarik dapat mencapai mutu daya tarik visual secara maksimal.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="4" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="3" data-aria-level="1">
<h3>Lingkungan&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Saat ini masyarakat sudah lebih memikirkan kelangsungan kelestarian lingkungan, sehingga kemasan yang menggunakan bahan ramah lingkungan akan menjadi nilai tambah untuk suatu produk. Seperti, <a href="https://www.sobatbuku.com/article/64181559a0055bd9d7566744/5%20Tips%20Bisnis%20Berkelanjutan%20%20">dapat didaur ulang</a> hingga digunakan kembali.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Tips Membuat Kemasan Produk&nbsp;&nbsp;</h2>
Berikut tips untuk membuat kemasan produk yang menarik sehingga dapat memenangkan persaingan.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="5" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>Desain yang Sederhana</h3>
</li>
</ul>
Buatlah desain kemasan yang simpel tapi tetap dapat menarik perhatian. Sobat juga bisa membuat desain kemasan yang memudahkan para konsumen, seperti mudah untuk dibawa dan juga mudah untuk dikonsumsi para konsumen. Jangan membuat desain yang terlalu rumit karena dapat membingungkan para konsumen nantinya. Jadi pastikan walaupun desain nya simpel dan sederhana tapi juga harus tetap menarik.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="6" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>Warna yang Menarik</h3>
</li>
</ul>
Untuk membuat kemasan yang menarik secara visual, maka pemilihan warna sangatlah krusial. Sobat bisa gunakan warna yang sesuai dengan konsep merek atau konsep produk. Jangan lupa untuk melakukan riset terlebih dahulu terhadap kompetitor lalu pilihlah warna &ndash; warna yang berbeda. Sedikit tips, warna yang cerah bisa menjadi pilihan yang tepat karena memberikan kesan yang mencolok sehingga mudah ditemukan atau dibedakan dengan kompetitor.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="7" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">
<h3>Bahan Kemasan yang Berbeda</h3>
</li>
</ul>
Untuk para UMKM, mungkin akan kesulitan membuat kemasan yang bagus karena faktor modal yang tidak besar. Tapi tenang saja, dengan modal minim Sobat tetap bisa membuat kemasan yang memberikan kesan unik dan berbeda kok! Sobat bisa mencoba untuk menggunakan bahan kemasan dari kertas &ndash; kertas daur ulang atau bahan daur ulang lainnya. Tapi, tetap pastikan bahwa bahan tersebut aman ya untuk digunakan.&nbsp;&nbsp;
Kemasan daur ulang biasa nya memiliki harga yang lebih terjangkau sehingga ramah dikantong. Selain itu, kemasan ramah lingkungan juga memiliki kesan unik tersendiri. Jika budget Sobat terbatas, Sobat juga bisa lho membuat kemasan sendiri dan mencetaknya di toko cetak terdekat.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="8" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>&nbsp;Informasi Lengkap</h3>
</li>
</ul>
Jika informasi mengenai produk tercantum lengkap pada kemasan, maka hal tersebut bisa menjadi hal positif bagi Sobat. Cantumkan <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6454aeb9a0055bd9d7573ece/Tips%20Membuat%20Label%20pada%20Kemasan%20Makanan">informasi yang lengkap</a> tetapi singkat. Sobat juga bisa gunakan font huruf yang unik sehingga konsumen lebih tertarik untuk membanca informasi tersebut.&nbsp; Selain itu, cantumkan juga <a href="https://www.sobatbuku.com/article/638ef57060d23703c4ef75bf/Pentingnya%20Izin%20Edar%20BPOM%20untuk%20Pelaku%20UMKM%20Pangan">data legalitas</a> dari lembaga &ndash; lembaga pemerintahan yang berwenang, agar produk Sobat lebih terjamin.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
Packaging atau kemasan produk sangat berpengaruh dalam kesuksesan bisnis. Jadi, jangan bimbang untuk berinvestasi pada kemasan produk ya!&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.&nbsp;

Coba bayangkan Sobat berada di supermarket dan hendak membeli sebuah barang tapi merasa bingung harus memilih dari merek yang mana. Sobat tentu nya akan memilih produk dengan kemasan yang lebih terlihat menarik dan berkualitas bukan?  

Ternyata Kemasan Produk Jadi Faktor Pendorong Kesuksesan Bisnis!

Salah satu penerapan dari sistem administrasi perpajakan yang digunakan di Indonesia yaitu withholding tax. Di dalam sistem ini, undang-undang merujuk satu pihak yang biasanya merupakan pihak darimana penghasilan berasal agar memotong atau memungut pajak penghasilan dari pihak lain yang menerima penghasilan tersebut. Sistem ini diterapkan agar wajib pajak dapat langsung membayar pajak penghasilan ketika menerima penghasilan tersebut. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di bidang perpajakan, pihak yang melakukan pemotongan atau pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah seorang bendaharawan pemerintah. Yang dimaksud dengan bendaharawan pemerintah adalah pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama. Sebagai pihak yang melakukan pemotongan atau pemungutan pajak, seorang endaharawan harus mengetahui aspek-aspek perpajakan khususnya yang berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan pemotongan atau pemungutan pajak baik itu Penghasilan dan/atau Pajak Pertambahan Nilai.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Pemotongan dan Pemungutan</h2>
Pemotongan bisa diartikan sebagai pengurang dari jumlah nilai yang seharusnya diterima oleh penerima penghasilan. Sedangkan pemungutan diartikan sebagai tambahan uang yang harus dibayar oleh penerima penghasilan. Dalam pemungutan, wajib pajak akan mendapatkan penghasilan secara penuh tanpa dikurangi potongan, namun berkewajiban untuk membayar sejumlah uang sesuai dengan ketentuan yang harus dibayarkan. Berbeda halnya dalam pemotongan, maka penghasilan yang seharusnya kita terima tidak akan kita terima secara penuh, dan sebagai gantinya kita tidak berkewajiban untuk membayar tambahan uang apapun.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Mekanisme Pemotongan dan Pemungutan Pajak</h2>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Pemotong/pemungut pajak akan memotong/ memungut pajak atas penerimaan penghasilan dari suatu pekerjaan tertentu dengan tarif yang ditentukan.</li>
<li>Pemotong/pemungut pajak selanjutnya akan menyetorkan dan melaporkan pemotongan/pemungutan pajak dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Pemberitahuan (SPT).</li>
<li>Bagi Wajib Pajak yang dipotong/dipungut pajaknya, jumlah nilai yang dipotong/dipungut tersebut merupakan kredit pajak (pengurang pajak terutang) atau prepaid taxes dalam SPT Tahunan pada akhir tahun pajak.</li>
<li>Pengecualian bagi Wajib Pajak yang atas penghasilannya dikenakan PPh yang bersifat final, nilai yang dipotong/dipungut oleh pihak lain merupakan pelunasan PPh yang terutang dan bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan.</li>
</ol>
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Contoh Pajak yang dipotong</h2>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2)</li>
<li>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21/26</li>
<li>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23</li>
<li>Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 15</li>
</ul>
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Contoh Pajak yang dipungut</h2>
<ul style="text-align: justify;">
<li>PPN</li>
<li>PPnBM</li>
<li>Bea Meterai</li>
<li>PBB</li>
</ul>
<h2 style="text-align: justify;">&nbsp;</h2>
<h2 style="text-align: justify;">Pemotong dan Pemungut Pajak</h2>
Pemotongan pajak dilakukan oleh pihak yang memberi penghasilan atau oleh pihak yang membayarkan penghasilan tersebut. Sedangkan pemungutan pajak dilakukan oleh penerima penghasilan atau orang yang menerima pembayaran.
<h3 style="text-align: justify;">Ilustrasi </h3>
PT Sekar Tunjung merupakan perusahaan elektronik tempat Ibu Dewinta bekerja. Pada akhir bulan Januari 2022, Ibu Dewinta memperoleh gaji bulanannya sebesar Rp 25.000.000, namun Ibu Dewinta hanya menerima gaji bersih setelah dipotong pajak sebesar Rp 24.410.000. Dalam hal ini, PT Sekar Tunjung yang merupakan pemberi penghasilan menjadi pemotong pajak (pph 21) Ibu Dewinta, dengan mengurangi gaji yang seharusnya didapatkan.
CV Mulia Darma melakukan transaksi jual beli barang kena pajak dengan Bagas Darminto. Nilai barang yang harus dibayarkan seharusnya adalah Rp 50.000.000, namun Pak Bagas membayar Rp 55.500.000 (tarif PPN 11%), maka dalam hal ini pemungut PPN adalah CV Mulia Darma, dengan membebankan tambahan uang yang harus dibayarkan oleh Bapak Bagus Darminto.
&nbsp;
Nah, itu dia perbedaan dari pemotongan serta pemungutan pajak. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Sobat ya!&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.

Salah satu penerapan dari sistem administrasi perpajakan yang digunakan di Indonesia yaitu withholding tax. Di dalam sistem ini, undang-undang merujuk satu pihak yang biasanya merupakan pihak darimana penghasilan berasal agar memotong atau memungut pajak penghasilan dari pihak lain yang menerima penghasilan tersebut.

Pahami Perbedaan dari Pemungutan dan Pemotongan Pajak

Kini bertransaksi dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa ribet, sudah tidak perlu lagi membawa uang cash dalam jumlah yang besar. Dengan hadirnya e-money serta e-wallet, tentu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi dan bahkan sudah banyak yang menyediakan pembayaran dengan menggunakan e-money maupun e-wallet. Beberapa <a href="https://www.sobatbuku.com/article/6401bedf2eaf429b8e979306/Metode%20Pembayaran%20yang%20Digemari%20Konsumen">transaksi digital</a> yang sering Sobat lakukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti membayar makanan, membeli peralatan sekolah, peralatan rumah, membayar transportasi, membayar tagihan lainnya sudah dapat dilakukan secara digital.
Banyak yang mengira bahwa e-money dan e-wallet adalah 2 hal yang sama. Namun pada nyatanya e-money dan e-wallet adalah dua hal yang berbeda. Yuk simak artikel ini untuk mengetahui perbedaannya.
Berdasarkan pengertiannya, e-money merupakan alat yang dapat digunakan dalam sistem pembayaran digital berupa uang yang telah tersimpan pada media elektronik tersebut. Umumnya, yaitu pada sistem perbankan. Penggunaan e-money dapat digunakan untuk transaksi, seperti pembayaran transportasi umum, pembayaran jalan tol, pembayaran di tempat makan ataupun pusat perbelanjaan. Konsep dari e-money adalah kartu dengan terdapat chip di dalamnya.
Sedangkan e-wallet adalah salah satu alat pembayaran digital dan memiliki bentuk financial technology (fintech) sebagai alternatif dalam metode pembayaran yang dilakukan secara online. Berbeda dengan e-money yang memiliki kartu berisikan chip, e-wallet memiliki konsep penyimpanan uang yang dapat digunakan baik secara online maupun offline dengan siste QR code. Penggunaan e-wallet ini juga membutuhkan adanya internet, selain itu penggunaan dengan e-Wallet dapat dilakukan dengan berbagai transaksi.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Perbedaan e-Money dan e-Wallet </h2>
<h3 style="text-align: justify;">Bentuk : Chip Based vs Server Based</h3>
Dari segi bentuk perbedaan nya, e-money berbentuk kartu dengan chip didalamnya, sedangkan e-wallet berbasis server internet yang dapat di akses melalui smartphone saja. Penggunaan dari kedua alat pembayaran digital ini juga tentunya berbeda. Dengan menggunakan e-money, maka pengguna tidak memerlukan akses internet dan dapat dilakukan secara offline dengan cukup membawa kartu e-money saja dalam melakukan transaksi. Sedangkan untuk e-wallet, maka pengguna memerlukan akses internet saat ingin menggunakan e-wallet dan biasanya digunakan dengan scan kode QR.
<h3 style="text-align: justify;">Penerbit</h3>
E-money dikeuarkan oleh perbankan atau financial technology (fintech) sedangkan e-wallet hanya dikeluarkan oleh financial technology (fintech).
<h3 style="text-align: justify;">Pengisian Saldo</h3>
Pengisian saldo dari dua alat pembayaran digital ini dapat dilakukan di perusahaan penerbit, bank, ataupun merchant. Namun, e-wallet memiliki akses pengisian saldo lebih beragam dibandingkan dengan e-money. Karena umumnya, e-money dikeluarkan oleh perbankan dan hanya dapat melakukan pengisian saldo melalui bank tersebut. Namun, pengisian saldo tidak harus datang pada bank tersebut, Sobat juga bisa melakukan pengisian saldo melalui ATM.
<h3 style="text-align: justify;">Keamanan</h3>
Seperti yang kita ketahui, bahwa e-money berbentuk kartu fisik yang mana rentan untuk hilang dan rusak dibandingkan dengan e-wallet. Oleh karena itu, jika dilihat dari bentuk fisiknya, e-wallet lebih aman dibandingkan dengan e-money, karena e-wallet tersimpan di handphone dan banyak pengguna yang menyimpannya dengan kata sandi atau PIN.
&nbsp;
Nah, itu dia informasi seputar perbedaan e-money dan e-wallet, semoga dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan kalian ya Sobat.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di <a href="http://sobatbuku.com/">Sobat Buku</a> dan <a href="http://sobatpajak.com/">Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di <a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/">Instragram</a> dan <a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id">Facebook</a>.

Kini bertransaksi dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa ribet, sudah tidak perlu lagi membawa uang cash dalam jumlah yang besar. Dengan hadirnya e-money serta e-wallet, tentu memudahkan masyarakat dalam bertransaksi dan bahkan sudah banyak yang menyediakan pembayaran dengan menggunakan e-money maupun e-wallet. Beberapa transaksi digital yang sering Sobat lakukan dalam kegiatan sehari-hari, seperti membayar makanan, membeli peralatan sekolah, peralatan rumah, membayar transportasi, membayar tagihan lainnya sudah dapat dilakukan secara digital.

Artikel Sobat Pajak