Strategi UMKM Hadapi Kenaikan Harga Pangan
Jakarta - Kenaikan harga pangan di akhir tahun seperti sebuah keniscayaan. Hampir setiap momentum hari raya seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal harga pangan selalu merangkak naik. Bagi sebagian besar masyarakat hal ini akan sangat memberatkan.
Tren kenaikan harga pangan menjelang akhir tahun ini merupakan fenomena yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks. Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan harga pangan telah menjadi isu penting di berbagai negara di seluruh dunia. Faktor-faktor ini dapat mencakup aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan politik yang semuanya bersama-sama menciptakan dinamika kompleks di pasar pangan global.
Dalam banyak kasus di Indonesia, kenaikan harga pangan terkait erat dengan ketidakstabilan iklim. Perubahan iklim yang ekstrem, seperti banjir, kekeringan, atau perubahan suhu yang tidak terduga, dapat mempengaruhi produksi tanaman dan hewan. Bencana alam semacam ini, seringkali mengakibatkan penurunan hasil panen, mengurangi pasokan pangan, dan meningkatkan tekanan pada harga.
Selain itu, faktor politik juga dapat berperan dalam menentukan harga pangan. Ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, atau ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi suatu negara dapat menghambat produksi dan distribusi pangan. Keputusan pemerintah terkait dengan subsidi pangan, regulasi perdagangan, dan kebijakan lainnya dapat memiliki dampak signifikan pada harga pangan.
Aspek demografis juga dapat memainkan peran dalam tren kenaikan harga pangan. Pertumbuhan populasi yang cepat di beberapa negara dapat meningkatkan permintaan pangan, sementara produksi mungkin tidak mampu mengikuti laju pertumbuhan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga sebagai respon terhadap ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Dalam era globalisasi, perdagangan internasional juga menjadi faktor kunci yang memengaruhi harga pangan. Ketergantungan pada impor pangan dari negara-negara tertentu membuat suatu negara rentan terhadap fluktuasi harga global. Kenaikan harga di pasar internasional dapat dengan cepat menciptakan tekanan tambahan pada harga pangan di tingkat lokal.
Selain kerugian di masyarakat, kenaikan harga pangan ini juga menimbulkan kerugian bagi para pelaku bisnis UMKM khususnya di bidang kuliner. Kenaikan harga pangan yang menjadi bahan baku pengusaha kuliner tentu akan berdampak langsung kepada laba atau keuntungan. Mulai dari tipisnya keuntungan hingga tidak ada untung sama sekali yang menyebabkan pelaku bisnis lebih memilih untuk tutup agar tidak semakin merugi.
UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional sudah seharusnya mendapat perhatian pemerintah. Pemerintah harus mengupayakan cara untuk bisa menekan laju kenaikan harga pangan. Secara paralel, pelaku bisnis UMKM juga harus memutar otak agar operasional bisnis tetap bisa berjalan dan menguntungkan. Adapun, beberapa cara pelaku bisnis UMKM menyiasati kenaikan harga pangan, antara lain.
- Menggunakan Bahan Baku Alternatif
Eksplorasi alternatif bahan baku dapat menjadi solusi kreatif untuk mengatasi kenaikan harga. UMKM dapat mencari bahan baku yang memiliki biaya lebih rendah, namun tetap mempertahankan kualitas produk. Pemilihan bahan baku yang berkelanjutan juga dapat meningkatkan citra merek.
- Mengatur Strategi Harga
UMKM perlu menentukan strategi harga yang bijaksana. Penyesuaian harga yang tepat, berdasarkan analisis biaya dan permintaan pasar, dapat membantu UMKM tetap bersaing tanpa mengorbankan kualitas produk. Penyampaian nilai tambah pada produk juga dapat mendukung peningkatan harga.
- Pengelolaan Persediaan yang Efektif
UMKM harus memahami dengan baik siklus persediaan mereka. Pemantauan dan manajemen persediaan yang efektif dapat membantu dalam mengatasi fluktuasi harga bahan baku. Pembelian dalam jumlah besar saat harga sedang stabil dan penyimpanan yang baik dapat membantu melindungi UMKM dari kenaikan harga yang tiba-tiba.
- Diversifikasi Produk
UMKM dapat mengurangi risiko kenaikan harga bahan baku dengan diversifikasi produk. Misalnya, jika satu bahan baku mengalami kenaikan harga, UMKM yang memiliki berbagai produk akan lebih mampu menyerap dampaknya. Hal ini juga dapat membuka peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
- Mengoptimalkan Proses Produksi
Memperbaiki efisiensi dalam proses produksi dapat membantu UMKM mengurangi biaya produksi. Automatisasi beberapa tahap produksi dan penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi kebergantungan pada tenaga kerja, sehingga dapat meredam dampak kenaikan harga pangan.