Presiden Jokowi Salurkan Rp 2,4 Juta Bagi Para Pelaku UMKM
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan rasa syukur atas tidak dilakukannya karantina wilayah atau lockdown sejak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Beliau pun mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Walaupun demikian, Presiden Jokowi paham betul bahwa dampak pandemi memberikan pukulan besar untuk berbagai aspek termasuk perekonomian. Oleh karena itu, beliau meminta kepada masyarakat untuk terus berjuang terutama bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pada kabar ini, Presiden Jokowi memberikan kembali peluang kepada para pelaku UMKM untuk tetap mempertahankan usaha mereka. Beliau memberikan bantuan langsung tunai (BLT) dengan jumlah sebesar Rp 2,4 juta kepada para pelaku UMKM yang terdampak pandemi.
Bantuan tersebut dialirkan dengan harapan dapat mendukung dan meringankan beban para pelaku UMKM selama memasarkan produk mereka dan bertahan di tengah pandemi.
Para pelaku UMKM dapat melihat cara daftar, jadwal, atau bahkan cek status sebagai pemakai bantuan dengan mengakses melalui eform.bri.co.id/bpum lalu login ke laman tersebut. Adapun syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mendaftarkan diri sebagai pemakai bantuan.
Syarat-syarat yang dimaksud seperti pelaku UMKM merupakan WNI dan memiliki NIK dengan dibuktikan surat usulan dari pengusul, pelaku UMKM sedang tidak menerima kredit modal dan investasi dari perbankan.
Kemudian, pelaku UMKM bukan berasal dari anggota aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, atau bahkan pegawai BUMN/BUMD, serta pelaku UMKM dapat mengajukan diri kepada Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah di masing-masing kabupaten atau kota.
Sekedar informasi, program BLT tersebut sebelumnya dijalankan pada tahun 2020 lalu yang merupakan kelanjutan dari program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif. Program Banpres dilanjutkan kembali pada tahun 2021 melihat belum terlihat lagi kepastian dalam kondisi perekonomian Tanah Air.
Adapun riset mengatakan bahwa pertumbuhan perekonomian pada tahun 2021 diragukan dapat tumbuh senilai 4 hingga 5 persen. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia bernama Didik J. Rachbini menyampaikan risetnya bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 hanya mencapai 3 persen.
Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda menilai bahwa perekonomian Indonesia tahun 2021 juga ditentukan oleh vaksin Covid-19.
Mulai dari ketersediaan biaya vaksin sampai dengan probabilitas efektivitas pada vaksin akan sangat memberikan pengaruh besar kepada perekonomian tahun 2021. Dengan demikian, diharapkan tahun 2021, program vaksinasi dapat berjalan efektif agar perekonomian dapat tumbuh berada pada level 1,3 persen sampai dengan 2,41 persen.